Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Berbasis Multi Stakeholder

Media Sultra 2009-08-22/HALAMAN 8 OPINI

Oleh Bustomi

Saat ini kekayaan alam Ekosistem Terumbu Karang (ETK), di Indonesia sudah menjadi perhatian dunia. Dan tidak bisa kita pungkiri bahwa ETK Indonesia banyak rusak akibat penangkapan ikan dengan cara pengeboman, potasium dan pembiusan.

Hal ini terjadi selama ini di beberapa lokasi ETK baik, di kabupaten Wakatobi maupun lokasi lainnya di Indonesia.

Sebetulnya permasalahan kerusakan ETK bukanlah hal yang baru, dan bukan juga tidak bisa diperbaiki. Saat ini sudah solusi efektif untuk rehabilitasi terumbu karang, seperti yang dilakukan Taman Nasional Laut Kepuluan Seribu (TNLKS) DKI Jakarta. Pihak pemerintah, pihak TNLKS dan masyarakat berhasil melakukan rehabilitasi ETK.

Keberhasilan itu tidak hanya untuk kepentingan TNLKS saja, akan tetapi sudah dirasakan manfaatnya oleh nelayan dis ekitar TNLKS sendiri. Kemudahan dalam menangkap ikan, karena ETK-nya sudah semakin sehat.

Seperti halnya, ETK sehat ikan berlimpah. Dan yang diperoleh budidaya terumbu karang pada setiap bulannya. Karena para nelayan di TNKLS diikut sertas ecara langsung melakukan budidaya terumbu karang.

Seperti yang disampaikan oleh DRH R Dody Timur Wahjuadi Rabu kemarin (5/8) Manager CV Dinar Jakarta menyatakan budidaya terumbu karang sangat mudah dilakukan.

Belakangan ini sudah banyak nelayan yang dibekali cara membudidaya terumbu karang.

Dengan demikian, nelayan bisa mendapatkan penghasilan dari terumbu karang hasil pembudidayaan.

Lebih lanjut, bahwa kelemahan yang etrjadi selama ini saat ini diberbgai daerah di Indonesia, khususnya di lokasi yang berpotensi tumbuhnya ETK karena belum adanya pembinaan kepada nelayan utnuk membudidayaakn terumbu karang.

Padahal jika sudah ada pembinaan terumbu karang maka, potensi terumbu karang disuatu daerah akan tumbuh dengan sehat. Manfaatnya nelayan akan ikut merasakan kesejahteraan, karena terumbu karang sehat, ikan melimpah.

Begitu juga dengan nelayan budidaya terumbukarang akan dapat menikmati hasil karan gyang dibudayanya dengan menjualnya, tentunya tidak merusak karangnya.

Pengetahuan soal pengelolaan terumbu karang sangat bermnfaat. Dengan memiliki ilmu pengetahuan terumbu karang, nelayan akan terus menjaga kelestarian terumbu karang,

Menyangkut informasi terumbu karang, utnuk kondisi saat ini telah etrjadi perdagangan terumbu karang. Perdagangan memang masih mengalami kesulitan, karena pembelinya kebanyakan berasal dari luar negeri seperti Amerika.

Itu pun kuotanya dibatasi, karena aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Sehingga nelayan tidak bisa menjual dengan bebas.

Meski demikian, bukan tidak mungkin masyrakat nelayan mendapatkan kesejahteraan melalui pembudidayaan terumbu karang.

Ada dua cara agar hasil budidaya terumbu karang tetap bernilai yaitu dengann bekerja sama  kepada pihak penjual utnuk dipasarkan di tingkat nasional maupun internasional.

Kemudian, bekerjasama dengan kepada pemerintah yang bertindak sebagai penampung hasil budidaya untuk di jalankan proyek rehabilitasi terumbu karang.

Hal itu harus dilkuakn karena pembeli tingkat lokal di Indoensia inibisa dikataakn masih sangat minim, karena ada pembatasan dan keterbatasan pengetahuan masyrakat yang paham cara memanfaatkan terumbu karang tentunya pasti ingin membelinya.

Terumbu karang dimnfaatkan banyak orang utnuk hiasan dalam aquarium di rumahnya, tentunya bersama ikan hias yang dimilikinya. Selama ini banyak dilakukan orang asing, di Indonesia masih minim. Padahal dengan menempatkan terumbu akrang sebagai hiasan dalam aquarium suasana akan sangat berbeda.

Menurut penyampain Indra Wijaya direktur Asosiasi Karang dan Ikan Hias Indonesia (AKKI) pada presentase dihadapan peserta journalist Seminar 2009 dikantor LIPI Jakarta, bahwa perdagangan terumbu karang di Australia selama ini belum sampai tingkat Internasioanl, perdagangan terumbu karang disana baru tingkat lokal.

Sebagai langkah penyelamatan terumbu karang dan pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteran nelayan. Alangkah baiknya nelayan budidaya terumbu karang dan nelayan pesisir di Indoensia ini dapat dibina dan diberi kesempatan untuk melakukan hal yang sama dalam penjualan karang di tingkat lokal seperti yang dilakukan di Australia.

Rehabilitasiterumbu karang, untuk saat ini memang perlu di lakukan dengan cara melakuakn pembudidayaan. Karena banyak lokasi yang memiliki potensi terumbu karang yang mengalami kerusakan baik parah, maupun sedang.

Berdasarkan data yang disampaikan Dr Suharsosno Direktur LIPI Jakarta menyatakan, bahwa banyak lokasi ETK yang emngalami kerusakan. dan kerusakan itu ada yang diakibatkan bencana alam dan ada juga akibat ulah manusia sendiri.

Dikatakan Dr Suharsono, kondisi terumbu bukarang di Indonesia tahun 2007 yang diambil dari 77 daerah dan 908 stasiun pengamatan diseluruh perairan Indonesia.

Lokasi di bagian Indonesia barat yang jumlah daerah daerah potensi terumbu karang sebanyak 35 daerah.

Jumlah stasiun 362, dengan angka terumbu karang sangat baik, 5,52 persen, baik 27,07 persen, sedang 33,98 persen, buruk, dan 33,43 persen.

Di lokasi bagian tengah Indonesia jumlah daerah 27 jumlah stasiun 274, kondisi sangat baik, 5,11 persen, baik 30,29 persen, sedang 22,84 persen, buruk 19,71 persen. Kemudian kawasan Indonesia Timur seperti Sulawesi, Papua, dan lainnya untuk jumlah daerah 15 jumlah stasiun 272 konsisi sangat baik 5,88 persen, baik 17,28 persen, sedang 34,19 persen, buruk 32,05 persen.

Secara keseluruhan jumlah daerah di Indoensia yang memiliki ekosistem terumbu karang sebanyak 77 daerah. Jumlah stasiun 908. Kondisi terumbu karang sangat baik hanya sebesar 5,51 persen, baik 25,11 persen, sedang 37,33 persen dan kondisi buruk 32,05 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa perlunya program rehabilitasi terumbu karang.

Rehabiliatsi terumbu karang  melalui pembudidayaan di Indonesia  masih belum merata ke daerah-daerah. Rehabilitasi terumbu karang saat ini masih di dominasi di TNLKS Jakarta.

One Response

  1. Kita harus berusaha sebisa mungkin untuk menjaga dan melindungi terumbu karang! Agar kelak dapat dinikmati oleh anak cucu kita…
    Maka, jagalah terumbu karang mulai dari sekarang

Leave a comment