PT ST NR Tuntaskan Eksplorasi di Amonggedo

Kendari Ekspres 2009-10-06/Halaman 16 Sultra Raya

Kandungan Nikel Tanah Amonggedo Capai 2,7 Persen

Unaaha, – PT Sulawesi Tenggara Nickel Resources (STNR) sukses melakukan tahap eksplorasi tambang di atas tanah seluas dua ribu hektar di Kecamatan Amonggedo Kab Konawe.

Tahapan eksplorasi tersebut memakan waktu 12 bulan sejak awal tahun 2008 hingga tahun 2009. Alhasil, berdasarkan hasil pengujian, tanah Amonggedo dinyatakan layak untuk ditambang dengan kandungan nikel mencapai 1 hingga 2,7 persen.

Deny Zainal Ahudin SIP sebagai perpanjangan tangan PT ST Nickel Resources di Kab Konawe yang dijumpai wartawan koran ini, Minggu (4/10), menyatakan ucapan terimaksihnya kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Konawe yang telah memuluskan perusahaan PT ST Nickel Resources untuk melakukan tahapan eksplorasi di Kecamatan Amonggedo, terutama jaminan kemanan dan kenyamanan di daerah penghasil beras terbesar di Sulawesi Tenggara itu.

Deny yang juga menjabat sebagai Kades Dunggua Kecamatan Amonggedo ini mengatakan,lokasi tambang di Kecamatan Amonggedo ini meliputi empat Desa yaitu Desa Dunggua, Desa Benua, Desa Amonggedo dan Desa Mendikonu.

Begitu pula dengan tingkat penerimaan masyarakat terhadap perusahaan asal China ini kata dia, masyarakat sangat wellcome alias terbuka dengan kehadiran perusahaan yang bersedia menanamkan investasinya di Kecamatan Amonggedo.

Pria yang sudah susah payah melobi investor tambang asal negeri Tirai Bambu iti juga mengatakan, kendati perusahaan ini belum memasuki tahapan eksploitasi namun niat baik perusahaan untuk memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan tambang sudah mulai tergambar dengan sejumlah kontribusi yang nampak di lapangan.

Artinya kata dia perusahaan ini tak hanya memiliki niatan untuk mengeruk potensi tambang yang ada di Kecamatan Amonggedo tapi perusahaan milik Kong Loy Hing itu juga memiliki niatan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar kawasan tambang dengan membuka sekat keterisolasian masyarakat yang selama ini hanya menggantungkan diri dengan berswah tada hujan.

Disebutkan pria yang sementara menjalani studi program magister di salah satu Universitas Swasta di Jakarta ini, saat ini PT ST Nickel resources sementara membuka jalan tambang yang juga bisa diakses oleh masyarakat setempat yakni jalan sepanjang 37 km yang membentang dari Gunung Lalombonda menuju Muara Sampara..

Bukan hanya akses jalan dan jaminan untuk membangun fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kecamatan Amonggedo, tak tanggung-tanggung perusahaan berkaliber Internasional ini juga akan memberikan royalty atau bagi hasil dengan masyarakat setempat.

3 Responses

  1. Sungguh sangat memperihatinkan nasib warga desa,wawohine,matabura dan lalombonda. Yg mana tiga desa inilah yg sebenarnya berada tepat d bawah gunung penambangan nikel, namun sampai saat ini hanya dampak negatif yg d rasakan warga desa tersebut. Dimana peran pemerintah? Dimana letak keadilan di negara ini? Apakah sudah tdak ada keadilan lagi?

  2. omooong kosong .desa yg paling dekat dengan lokasii tambang yaitu wawohnne lalllombonda dan matabura termasuk yg sdh merasakan dampaknya.

  3. Bah di 4 desa itu yang ada nikelnya cuma di jalanannya doang

Leave a comment