Aktivis 6 Negara Tolak Batu Bara

Kompas, Lingkungan & Kesehatan 2010-07-05 / Halaman 13

Para aktivis lingkungan dari enam negara di Asia yang dikoordinasikan oleh Greenpeace mendesak agar pemerintah di negara-negara Asia tak lagi memakai batu bara sebagai bahan bakar karena merusak lingkungan dan kesehatan.

Mereka juga meminta pemerintah mengupayakan energi alternatif yang ramah lingkungan.

Desakan itu disampaikan saat mereka bertemu di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (4/7), dalam rangka penyadaran lingkungan dan kesehatan kepada warga Cirebon di halaman Kereton Kanoman. Mereka dari enam negara, yaitu Filipina, Thailand, Indonesia, India, China, dan Malaysia.

Dalam dialog bertema “Energi Terbarukan Energi Masa Depan”, pakar toksikologi dari Filipina, Dr Wenceslao Kiat, mengatakan, debu batu bara bisa mengganggu pernapasan. Berbagai risiko, seperti terkena kanker, kelainan janin, dan rendahnya IQ anak, bisa terjadi di masyarakat sekitarnya.Rentang waktu efeknya tak bisa dipastikan. Bisa lima tahun lagi, 10 tahun, atau generasi mendatang.

Gloria Ramos, pengacara pendamping masyarakat Filipina yang menentang industri batu nara, mengakui, dampak itu sudah mereka rasakan. Perjuangan meminta bertahun-tahun berlangsung. “Masyarakat harus lapor ke pemerintah dan media jika terjadi sesuatu dan kita harus sering memeriksakan kesehatan kita”, katanya.

Arif Fiyanto, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara di Indonesia, mengatakan, pemerintah harus mulai mengampanyekan penggunaan energi ramah lingkungan, seperti panas bumi atau sinar matahari. Hari Sabtu lalu, Greenpeace menggunakan tenaga surya untuk menonton sepak bola bersama. Sehari menyerap sinar bisa untuk empat jam. (NIT)

Leave a comment