Mengolah Limbah Kerang-kerangan Jadi Souvenir

Kendari Pos, Kampus 2010-06-05 / Halaman 11

Perkampungan nelayan di Desa Bajo Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, Sultra memiliki keanekaragaman biota lut yang berpotensi tinggi secara ekonomi dikelola. Salah satu jenis biota laut yang mempunyai potensi untuk dikelola sebagai sumber pendapatan masyarakat pesisir adalah kerang-kerangan.

Kerang merupakan salah satu jenis moluska yang memiliki cangkang keras. Cangkang keras itulah yang diolah menjadi souvenir oleh Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unhalu dari program studi budidaya perairan (BDP) melalui program krestivitas pada pengabdian kepada masyarakat (PKMM).

Pengelolaan limbah kerang-kerangan menjadi souvenir ini, diketuai Asisah Ningsih Thamrin melalui pelatihan pemanfaatan pengelolaan limbah kerang-kerangan. Pengelolaan itu diharapkan menjadi salah satu alternatif meningkatkan taraf hidup masyarakat Bajo di Desa Mekar Bajo, Kecamatan Soropia.

Pelatihan yang diberikan pada masyarakat setempat, dijelaskan Asisah, agar warga mampu memanfaatkan limbah kerang-kerangan yang berlimpah di sekitar pantai sebagai salah satu sumber peningkatan pendapatan. Untuk dapat menjadikan kerang-kerangan bernilai ekonomi tinggi, diperlukan suatu kegiatan yang dalamnya melibatkan masyarakat secara langsung.

“Implementasinya kegiatan PKM pengabdian masyarakat diawali dengan uji coba pembuatan souvenir, kemudian dilakukan survey lokasi serta perizinan tempat kepada instansi Desa Bajo Mekar. Setelah itu di lakukan persiapan bersama-sama masyarakat dalam megumpulkan kerang-kerangan. Setelah persiapan selesai dilakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan souvenir serta monitoring”, tandas mahasiswa FPIK ini.

Jumlah warga yang terlibat dalam sosialisasi dan ikut serta pelatihan kegiatan program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat yaitu sosialisasi 20 masyarakat dan pelatihan 15 orang yang umumnya ibu-ibu. Tim mahasiswa pelaksana PKMM sebagai pelaksana program memberikan rangsangan dan motivasi serta membangkitkan gairah kerja melalui dua pendekatan, yaitu pertama, pendekatan keilmuan berupa kegiatan sosialisasi dan pelatihan dan kedua, pendekatan secara individu untuk lebih memotivasi dalam bentuk monitoring kegiatan.

“Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan, sikao, motivasi masyarakat/nelayan terhadap pengembangan usaha limbah kerang-kerangan menjadi souvenir. Keterlibatan masyarakat secara langsung dinilai memberikan kontribusi nyata terhadap suksesnya kegiatan PKMM. Masyarakat dapat berkolaborasi pengetahuan dengan tim PKMM sehingga permasalahan-permasalahan yang ditemui selama program berlangsung dapat dipecehkan  bersama-sama”, tambahnya.

Produk yang dihasilkan dan merupakan kreativitas para ibu-ibu pesisir berupa gantungan angin, pohon dari kerang, asbak kaca, gantungan kunci, boneka kerang, bingkai foto kayu 2r, 3r, 4r dan 5r, brows, abak kayu besar, tempat pensil kaca/kayu, gelas hias, tempat pulpen (pigura), note book, hiasan dinding kupu-kupu, hiasan pintu, merak abalone, tempat tissu, pigura lobster. Produk hasil masyarakat binaan mahasiswa telah dipasarkan  melalui kerja sama perguruan tinggi, para peserta pelatihan PKMM, Dewan (Dekranasda) Kota Kendari dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM yang telah dipamerkan secara lokal dan nasional.

Dekan FPIK, Prof Dr Laode Muh. Aslan, mengharapkan, PKMM ini memberi dampak yang signifikan terhadap animo dan motivasi masyarakat dalam mengembangkan usaha pengelolaan limbah kerang-kerangan menjadi souvenir. Ditandai dengan tingginya minat untuk melanjutkan menjadi aktivitas ekonomi dengan tetap membuat hiasan dari kerang untuk meningkatkan pendapatan keluarga pesisir. (emi)

One Response

  1. bisa g dikirim cara pelunakkan kerang sehingga mampu di olah menjadi berbagai bentuk??? terima ksih

Leave a comment